Library Sensor



Selamat pagi temen-temen, maaf akhir-akhir ini saya jarang posting blog saya karena ada kesibukan lain di kampus.
Ok tanpa berlama-lama lagi kali ini saya akan berbagi library beberapa hardware yang mungkin temen-temen membutuhkan. Library ini cocok jika di jalankan di arduino. Kebetulan saya sekarang lagi mengerjakan project roket dimana saya menggunakan library tersebut pada sensor-sensor yang saya gunakan. Untuk librarynya sudah berbentuk .zip semua jadi temen-temen tinggal langsung mengupload saja librarynya ke arduino temen-temen.
Library yang saya bagiakan ini lumayan banyak mulai dari GPS, kompas, acceleromter, gyroscope dan lain-lain. Tinggal temen-temen lihat apakah library ini cocok dengan tipe hardware yang digunakan oleh temen-temen.
Silahkan librarynya download disini

Kontes Robot Terbang Indonesia 2015





Baik hari ini saya akan berbagi info lomba. Lomba yang akan saya bagikan hari ini yaitu KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) yang diselenggarakan oleh dikti dan berkerjasama dengan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Latar Belakang

Kompetisi UAV di Indonesia sudah diinisiasi dengan adanya penyelenggaraan Indonesian Indoor Aerial Robot Contest (IIARC) yang merupakan kontes robot terbang pertama untuk kategori indoor (dalam ruangan). Kontes ini telah diadakan setiap tahun di Institut Teknologi Bandung mulai tahun 2008 hingga 2011. Pelaksana kontes adalah Program Studi Aeronotika dan Astronotika, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB bersama dengan mahasiswa Program Studi Aeronotika dan Astronotika yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Teknik Penerbangan (KMPN) ITB. Sejak dimulai pada tahun 2008, jumlah peserta terus meningkat. Mulai dari hanya 15 tim pada tahun 2008, hingga mencapai 44 tim pada tahun 2010.
Dalam kontes ini, peserta ditantang untuk mendesain, membuat serta menerbangkan sebuah pesawat. Tantangan yang diberikan mengharuskan peserta mendapatkan kompromi antara geometri pesawat, konstruksi dan sistem elektronik yang diintegrasikan pada pesawat terbang.
Kontes IIARC di ITB telah mendapat pengakuan dari Japan Society of Aeronautics and Space Sciences (JSASS). Aturan yang digunakan mengadopsi aturan yang digunakan dalam kontes yang sama yang diselenggarakan oleh University of Tokyo di Jepang. Pada tahun 2012 IIARC berubah menjadi Indonesia Aerial Robot Contest (IARC) yang dilaksanakan outdour.
Pada tahun 2013, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti) dan Institut Teknologi Bandung bekerjasama untuk melanjutkan serta mengembangkan konsep acara kompetisi robot terbang ini ke skala yang lebih besar. KRTI 2013 terdiri dari kategori SMA, Perguruan Tinggi, dan Umum.
Di tahun 2013 kompetisi robot terbang ini akan ditingkatkan ke level nasional berupa Kompetisi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau Kompetisi Pesawat Terbang tanpa Awak, dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diharapkan peningkatan level ini dapat memperluas cakupan peserta dilingkungan Perguruan Tinggi di Indonesia dan meningkatkan kualitas kompetisi seperti kompetisi sejenis di luar negeri. Oleh sebab itu dibentuklah KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) dengan tujuan untuk mengembangkan potensi pembuatan UAV di Indonesia.

Jadwal KRTI

Untuk panduannya bisa diunduh disini 
Untuk formulir pendaftarannya bisa diunduh disni
Dan untuk info selanjutnya silahkan mengunjungi websitenya disini

Blink Led


Selamat pagi, bagaimana kabarnya temen-temen hari ini? semoga sehat wal'afiat. Kali ini saya akan berbagi tentang blink led menggunakan cvavr.
Blink led adalah lampu led menyala bergantian dengan delay tertentu. Blink led mempunyai banyak fungsi selain sebagai pembelajaran juga untuk lampu hiasan, sebagai penanda dan lain sebagainya. Berikut source codenya:

Chip type           : ATmega16
Program type        : Application
Clock frequency     : 11.059200 MHz
Memory model        : Small
External SRAM size  : 0
Data Stack size     : 256
*****************************************************/

#include <mega16.h>
#include <delay.h>

// Declare your global variables here

void main(void)
{
// Declare your local variables here

// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;

// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;

// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;

// Port D initialization
// Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out
// State7=1 State6=1 State5=1 State4=1 State3=1 State2=1 State1=1 State0=1
PORTD=0xFF;
DDRD=0xFF;

// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;

// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 1 Stopped
// Mode: Normal top=FFFFh
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer 1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;

// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;

// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;

// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;

while (1)
      {
      // Place your code here
      PORTD=0xFF;
      //delay_ms(1000);
      PORTD=0x00;
      //delay_ms(1000);  

      };
}

Diatas adalah sourcode yang menggunakan 2 led, temen-temen bisa menambah led sesuai keinginan dengan syarat PORTD yang digunakan juga bertamabah.
Untuk implementasinya bisa menggunakan proteus untuk simulasi, softwarenya bisa di unduh disini atau temen-temen bisa menggunakan mimimun system (akan saya upload di postingan selanjutnya). Untuk source code lengkapnya bisa di unduh disisni.
Mungkin itu yang bisa saya bagikan hari ini, terimakasih.

Bai Fang Li si Orang Miskin yang Kaya

Namanya BAI FANG LI, orang miskin yang pekerjaannya adalah tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Bai Fang Li melalang di jalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana Bai Fang Li biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, di ruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, di ruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian di gubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat di pundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar di mukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ke tempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu ke mulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.

“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya….,” jawab anak itu.

“Orang tuamu dimana…?” tanya Bai Fang Li.

“Saya tidak tahu…., ayah ibu saya pemulung…. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil…,” sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan ituBai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam 8 malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan membeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmm… tapi masih cukup bagus… gumamnya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, di tengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.


“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini…,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan….,” katanya dengan sendu.

Semua guru di sekolah itu menangis….

Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan ”Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.

Mahasiswa ITS Juara Kalkulus Pedagang Asongan


Sore ini, kepulanganku dari kampus perjuangan di sambut hujan deras sejak dari jalan Ir. Soekarno. Walaupun masih liburan, namun keperluan syuro OC GMAIL di manarul dan ketemu dengan seorang senior dari jurusan tetangga (sebut saja namanya Mbak Putri) di perpus untuk diskusi masalah biogas mengharuskanku menghabiskan pagi dan siang hari untuk berada di kampus. Niat hati menyalakan laptop untuk membuka email dari Mbak Putri tentang biogas yang kita diskusikan tadi, tapi emang dasarnya Reza, ndak afdol rasanya kalau membuka laptop tapi tidak update berita dari facebook, kaskus, dan beberapa portal berita lainya, hehe … setelah beberapa menit ngescroll halaman di facebook, perhatian saya tertuju pada sebuah postingan yang menandai facebook nya Prof. Mukhtasor, entah kenapa postingan dari Prof. Mukhtasor dan orang-orang di sekitarnya selalu saja menarik untuk disimak, kali ini yang menjadi perhatian saya adalah sebuah artikel dengan judul “Mahasiswa Juara Kalkulus Itu Pedagang Asongan !”, setelah saya baca dan telusuri, akhirnya saya dirujuk ke web nya Mas Nur Abdillah Siddiq anak Tekfis, yang menulis ulang kisah nyata yang ditulis sama Mas Miftakhul Falah di blognya, yang ternyata baru aku sadari beliau (mas Miftakhul Falah) seniorku di Tekkim, kisah itu berjudul “Inspiring Story : Kisah Mahasiswa Asongan” …

Jam menunjukkan pukul 23.00. Dingin di malam itu masih menusuk, berjejeran pemuda terlihat sedang asik dengan laptopnya sambil membuka buka buku catatan kuliahnya. Mereka duduk berbaris di kursi depan perpustakaan pusat ITS, sengaja menghasbiskan malam disana agar bisa menyelesaikan tugas kuliahnya dengan fasilitas wifi yang ada. Dan dari kejauhan terlihat seorang pemuda yang berbadan kecil, terlihat membawa thermos sambil membawa tas ransel di punggungnya, dia sedang melayani seorang mahasiswa yang ingin menikmati kopi panas untuk melawan kantuk di tengah dinginnya malam.
          Ya, ini bukan novel atau cerpen. Ini adalah cerita nyata, mungkin anda masih penasaran siapakah pemuda itu? Coba tebak hayo!!! Wah maaf jawaban anda salah, bukan dia bukanlah pedagang asongan atau pemuda kampung sekitar ITS yang mau berjualan , namun dia adalah mahasiswa ITS juga. Ya hati saya luluh ketika mendengar cerita pemuda ini, begitu dahsyatnya dia berjuang untuk memperjuangkan hidupnya. Ya di tulisan ini saya akan menceritakan pemuda ini. Namun saya tak akan menyebutkan namanya.
          Sebut saja fulan. Si fulan ini adalah salah satu mahasiswa ITS yang belajar mata kuliah Kalkulus di Sang Juara School pada semester lalu. Jujur saya sendiri sudah kagum pada pemuda satu ini, kelas kami dimulai pukul 19.00. Namun dia selalu datang lebih awal dari lainnya, melakukan shalat isya dulu di masjid (kebetulan lokasi belajar berada di depan masjid) dan hebatnya lagi dia malah membantu untuk membersihkan dan merapikan kelas sebelum kelas dimulai.
            Dan cerita kekaguman saya masih berlanjut, malam itu saya ada urusan di kampus dan berjalan menyusuri lorong pukul 21.15 WIB untuk menuju parkiran. Dan saya pun berpapasan dengan dia, dan kami pun saling sapa. “Hai fulan, lagi ngapain disini?Ko bawa thermos?” tanya saya. “Ya mas, saya jualan minuman kayak gini tiap malam, kebetulan banyak mahasiswa yang lembur, jadi banyak yang butuh minum dan cemilan namun malas keluar” jawab dia. Rasa rasanya ada embun sejuk yang menetes dalam hati saya waktu itu. Bagaimana bisa mahasiswa ini di saat yang lainnya belajar dan mengerjakan tugas, dia keliling layaknya pedagang asongan dan melayani satu per satu teman sebayanya yang memesan minuman tanpa rasa malu sedikitpun.
       Dan selang beberapa bulan saya tidak bertemu, saya pun malam itu sengaja menemuinya karena memang ada sedikit keperluan dengannya. Kami bertemu pukul 23.15 WIB di kampus, kebetulan malam itu dia juga sedang bekerja seperti biasanya. Dan dia pun banyak bercerita, dia adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Ayahnya seorang tukang batu, sedangkan ibunya adalah buruh kebersihan. Sebenarnya dia juga mendapatkan beasiswa bidik misi, perbulannya mendapatkan Rp 600.000, jumlah yang cukup untuk menunjang hidupnya selama kuliah. Namun dia tak mau berpasrah diri, jangankan meminta orang tua untuk biaya kuliahnya, diapun saat ini juga mengirim hasil keringatnya untuk orang tuanya di rumah. Makanya dia tak segan untuk melakukan hal itu, jualan keliling kampus tiap malam. Ketika saya tanya berapa keuntungannya? Dia menjawab satu malam dia dapatkan sekitar 40 ribu dari usahanya itu dan dia bekerja selama 4 hari dalam satu minggu. Cukuplah untuk kirim ke orang tua. Leleh rasanya hati ini, dan ketika saya tanya lagi, “Ko kamu bawa tas ransel juga pas jualan?”. “Iya mas, ini isinya logistik jualan sama buku, kadang ketika memanaskan air butuh waktu 15 menitan, daripada nganggur saya manfaatkan untuk belajar, karena saya harus kuliah lagi jam 7 pagi sampai malam, jadi belajarnya ya begini ini”. Semakin leleh rasanya hati ini.
           Di saat teman2 sebayanya bangga dengan prestasi menang lomba ini dan itu, dia pun bangga karena tiap bulan bisa mengirim uang ke orang tuanya. Jadi teringat film KCB, betapa Azzam harus berjuang untuk kirim uang bagi keluarganya yang ada di Indonesia, sementara dia sendiri memilih untuk tak meluluskan diri, sehingga bisa terus bekerja di Mesir dan mengirim uang tiap bulannya. Sementara di sisi lain, Furqon dengan enaknya menikmati fasilitas yang ada sehingga untuk mendapatkan prestasi di kuliah pun dengan mudah. Namun bagaimana akhir kisahnya? Siapa yang lebih bahagia?
            Ya karena perjuangan kita hari ini tak ada yang sia sia, jika kita hari ini sibuk dengan berjuang, yakinlah masa depan anda akrab dengan kemenangan. Lebih baik puasa hari ini daripada puasa di masa depan, lebih baik susah sekarang daripada susah di masa depan. Dan untuk menjadi mahasiswa inspiratif, tak perlu piala piala memenuhi rakmu. Cukup berjuang keras dan selesaikan dengan tuntas setiap jalanmu, karena Allah memiliki ujian dan jalan yang berbeda untuk masing masing hamba-Nya
Sekali lagi salut untuk Fulan, tak perlu malu, terus berlari di perjuanganmu, dan berbahagialah di masa depan!!
Dan pada tanggal 16 Oktober kemarin, beliau si fulan di undang oleh Hitam Putih untuk berbagi inspirasi, beliau fi fulan itu adalah Mas Fajar Timur, Mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, sosok gigih yang tak pernah putus asa, walaupun terkendala keadaan ekonomi keluarga, Mas Fajar tidak menyerah begitu saja, bekerja sampingan sebagai pengasong kopi di kampus pun dilakukannya demi cita-citanya, bahkan diceritakan bahwa Mas Fajar bekerja tak sekadar untuk mencukupi biaya kuliah dan kehidupan di surabaya, namun lebih dari itu, Mas Fajar menyisihkan sebagian rizkinya untuk dikirim ke ayah dan ibundanya di kampung halaman, Inspiring !
Mungkin kalo ada pemilihan ITS Heroes lagi tahun ini, saya kira Mas Fajar Timur Layak untuk dinobatkan menjadi ITS Heroes 2015. Bukan karena ia telah mengumpulkan puluhan medali, bukan pula karena ia telah mengikuti berbagai konferensi, bukan, sungguh lebih dari itu, Mas Fajar telah mengajarkan kita bagaimana arti kata perjuangan dan arti kata kreatif dalam menghadapi kesulitan hidup, sesuai jargon kampus perjuangan yang kita banggakan, Arek ITS Cak ! (Cerdas-Amanah-Kreatif).
Bunda, maafkanlah aku … maafkan aku yang merengek meminta di transfer ketika uang bulanan habis di pertengahan bulan, maafkan aku yang mengeluhkan rasa makanan masakanmu ketika aku berada dirumah.
Ayah, maafkanlah aku … maafkan aku yang hanya mengeluh ketika uang bulanan dirasa kurang, maafkan aku yang tak pernah membantumu ketika rumah reot yang kita tinggali membutuhkan perbaikan.
dan hari ini, aku bersyukur karena Allah tak henti-hentinya mengirimkan puisi indah-Nya untuk mengingatkan kita akan sebuah kata yang sering kali alpa untuk kita sebutkan dalam doa-doa kita, syukur alhamdulillah !
Ya puisi indah itu bernama Mas Fajar, Sang Pengasong Kopi di Kampus Perjuangan …

Sumber: https://masrezahabibi.wordpress.com

Pemograman Python ver.1

Pada postingan kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana memulai bahasa pemograman python. Software yang saya gunakan adalah pychar, temen-temen bisa download disini.
*Cara penginstalannya sama sperti python pada umumnya, sangat mudah.

Jika temen-temen sudah selesai menginstal maka tampilan awal pycharm seperti ini:


Setelah aplikasinya terbuka silahkan temen-temen membuka lembaran baru yaitu File lalu New Project...


Setelah memilih New Project, makan akan muncul tampilan seperti dibawah


Lalu pilih Pure Python.
Selanjutnya temen-temen memilih tempat untuk menyimpan file project dan membari nama file project


Setelah selesai makan akan muncul tampilan kosong dan temen-temen harus mengklik kanan pada file yang sudah sibuat New pilih Python File


Setelah selesai makan ana muncul tampilan seperti di bawah dan temen-temen isi nama python file


Setelah di klik ok maka akan muncul tampilan seperti dibawah dan tampilan tersebut siap untuk di masukkan program


Pada percobaan kali ini saya akan mencoba mengetes menggunakan Hello World, ketikkan sesuai dengan tampilan gambar di bawah dan setelah selesai tekan Ctrl+Shift+F10 maka akan tampil hasil program yang telah dibuat dibawah.


Itulah tutorial membuat program Hello World bahasa pemograman python menggunakan pycharm, untuk tutorial selanjutnya silahkan temen-temen tunggu postingan selanjutnya. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Bahasa Pemograman Python



Kali ini saya akan memposting bahasa pemograman python. Sebelum kita masuk pada belajar bahasa pemograman python, setidaknya kita harus tahu dulu tentang python.


Python
Python adalah bahasa pemrograman interpretatif multiguna dengan filosofi perancangan yang berfokus pada tingkat keterbacaan kode. Python diklaim sebagai bahasa yang menggabungkan kapabilitas, kemampuan, dengan sintaksis kode yang sangat jelas, dan dilengkapi dengan fungsionalitas pustaka standar yang besar serta komprehensif.
Python mendukung multi paradigma pemrograman, utamanya; namun tidak dibatasi; pada pemrograman berorientasi objek, pemrograman imperatif, dan pemrograman fungsional. Salah satu fitur yang tersedia pada python adalah sebagai bahasa pemrograman dinamis yang dilengkapi dengan manajemen memori otomatis. Seperti halnya pada bahasa pemrograman dinamis lainnya, python umumnya digunakan sebagai bahasa skrip meski pada praktiknya penggunaan bahasa ini lebih luas mencakup konteks pemanfaatan yang umumnya tidak dilakukan dengan menggunakan bahasa skrip. Python dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan perangkat lunak dan dapat berjalan di berbagai platform sistem operasi.
Saat ini kode python dapat dijalankan di berbagai platform sistem operasi, beberapa diantaranya adalah:
    Hasil gambar untuk python programming
  • Linux/Unix
  • Windows
  • Mac OS X
  • Java Virtual Machine
  • OS/2
  • Amiga
  • Palm
  • Symbian (untuk produk-produk Nokia)
Python didistribusikan dengan beberapa lisensi yang berbeda dari beberapa versi. Lihat sejarahnya di Python Copyright. Namun pada prinsipnya Python dapat diperoleh dan dipergunakan secara bebas, bahkan untuk kepentingan komersial. Lisensi Python tidak bertentangan baik menurut definisi Open Source maupun General Public License (GPL)
Sejarah
Python dikembangkan oleh Guido van Rossum pada tahun 1990 di CWI, Amsterdam sebagai kelanjutan dari bahasa pemrograman ABC. Versi terakhir yang dikeluarkan CWI adalah 1.2.
Tahun 1995, Guido pindah ke CNRI sambil terus melanjutkan pengembangan Python. Versi terakhir yang dikeluarkan adalah 1.6. Tahun 2000, Guido dan para pengembang inti Python pindah ke BeOpen.com yang merupakan sebuah perusahaan komersial dan membentuk BeOpen PythonLabs. Python 2.0 dikeluarkan oleh BeOpen. Setelah mengeluarkan Python 2.0, Guido dan beberapa anggota tim PythonLabs pindah ke DigitalCreations.
Saat ini pengembangan Python terus dilakukan oleh sekumpulan pemrogram yang dikoordinir Guido dan Python Software Foundation. Python Software Foundation adalah sebuah organisasi non-profit yang dibentuk sebagai pemegang hak cipta intelektual Python sejak versi 2.1 dan dengan demikian mencegah Python dimiliki oleh perusahaan komersial. Saat ini distribusi Python sudah mencapai versi 2.6.1 dan versi 3.0.
Nama Python dipilih oleh Guido sebagai nama bahasa ciptaannya karena kecintaan Guido pada acara televisi Monty Python's Flying Circus. Oleh karena itu seringkali ungkapan-ungkapan khas dari acara tersebut seringkali muncul dalam korespondensi antar pengguna Python.

Tentang Saya


Assalamualaikum Wr Wb

Saya seorang bloger yang baru belajar dan tidak pernah secara khusus untuk belajar serta membuat web. Berikut data lengkap saya:

                Nama: Indra Prayogo
                Pendidikan: SDN Bugih III Pamekasan
                                   SMP Negeri 4 Pamekasan
                                   MA Negeri Pamekasan
                                   Universitas Trunojoyo Madura (Teknik Elektro)
                Alamat: Pamekasan, Madura
                Contact: indraapraayogo@gmail.com

Sekian dari saya, jika ada kritik dan saran silahkan di komentari, terimakasih.

Wassalamualaikum Wr Wb

ON-MIPA PT 2014 UTM

Assalamualaikum Wr Wb

Kali ini saya akan berbagi pengalaman mengikuti ON-MIPA PT 2014 yang di selenggarakan oleh Dikti. Sebelumnya perkenalkan, nama saya Indra Prayogo yang sedang menempuh jurusan Teknik Elektro di salah satu univeristas di Madura yaitu Universitas Trunojoyo Madura.
Pada seleksi tingkat universitas saya memilih bidang fisika yang merupakan pelajaran yang sangat sukai semenjak masih duduk MAN. Saat proses seleksi (fisika) kami di suguhkan 7 soal essay yang harus di jawab selama 2 jam dimana soal yang di suguhkan meliputi semua materi yang ada di sekolah dan perguruan tinggi, mulai dari yang klasik sampai modern. Dari ke-7 soal tersebut saya menjawab pasti 4 soal dan sisanya ragu namun tetap saya jawab karena soal yang di jawab meskipun salah masih mempunya poin, meskipun sangat kecil.
Singkat cerita akhirnya pengumuman di posting di web universitas dan alhamdulillah bisa lolos dengan peringkat pertama serta rekan saya dari jurusan yang sama juga lolos di peringkat kedua dan ketiga. Setelah mengetahui hasilnya saya dan teman-teman saya mulai di godok untuk tahap selanjutnya yaitu tingkat provinsi. Kami mendapat pembinaan selama 2 minggu full dengan durasi 2-3 jam per hari. Materi yang di ajarkan mulai dari yang sangat dasar sampai yang sangat rumit, bahkan harus belajar kalkulus II terlebih dahulu. 
Akhirnya waktu berangkatpun tiba. ON-MIPA PT 2014 tingkat provinsi di selenggarakan di Batu Malang, lebih tepatnya Hotel Jambuluwuk. Dari seluruh universitas di Jawa Timur akan mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti seleksi tingkat provinsi. Dari tiap bidang (Biologi, Fisika, Kimia dan Matematika) mengirimkan 7 perwakilan tiap universitas.
Singkat cerita seleksi tingkat provinsi di mulai. Soal yang di berikan di tingkat provinsi ini mempunyai 4 tipe soal, yaitu:
  1. Mekanika Klasik
  2. Elektrodinamika
  3. Fisika Modern dan Mekanika Kuantum
  4. Termodinamika
Dalam satu hari di berikan 2 tipe soal dengan waktu 3 jam per tipe soal dalam bentuk essay, jadi dalam seleksi tesebut di selenggarakan dalam waktu 2 hari. Dari ke-4 tipe soal tesebut saya hanya bisa mengerjakan mekanika klasik dan elektrodinamika dan untuk ke-2 tipe soal sisanya saya jawab dengan semampu saya meskipun tidak yakin dengan jawaban saya sendiri
Dan pada akhir pengumuman di keluarkan dari Dikti, dari UTM tidak ada yang lolos sama sekali termasuk saya,. Namun dari perjalanan saya mengikuti ON-MIPA PT 2014 saya dan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga yang sangat akan berguna pada ON-MIPA PT selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi pembaca.

Waasalamualaikum Wr Wb. 

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


Universitas Trunojoyo Madura adalah Perguruan Tinggi Negeri yang terletak di Kabupaten Bangkalan (Madura), Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Universitas Trunojoyo Madura (Unijoyo) menjadi Perguruan Tinggi Negeri berdasarkan Keputusan Presiden tanggal 5 Juli 2001. Perguruan tinggi ini diresmikan pada tanggal 23 Juli 2001 oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Universitas Trunojoyo merupakan Perguruan Tinggi Negeri ke-7 di Jawa Timur. Universitas Trunojoyo Madura juga dikenal dengan sebutan UTM.
Universitas Trunojoyo dibangun di atas lahan seluas 28,5 hektar, yang terletak lima kilometer dari Pelabuhan Kamal Madura dan 15 kilometer dari kota Bangkalan. Pengembangan kampus di masa yang akan datang diarahkan menjadi lingkungan yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Pohon-pohon direncanakan akan lebih banyak ditanam. Selain itu, lokasi Universitas Trunojoyoakan berada dalam lingkungan pusat pengembangan Bangkalan sebagai perluasan Kota Surabaya dalam satuan wilayah pengembangan Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan)

Sejarah
Universitas Trunojoyo merupakan kelanjutan dari Universitas Bangkalan Madura (Unibang) yang ‘berubah statusnya’ dari Perguruan Tinggi Swasta menjadi Perguruan Tinggi Negeri, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 85 Tahun 2001 Tertanggal 5 Juli 2001.
Peresmian berlangsung pada tanggal 23 Juli 2001. Dalam sambutannya Abdurrahman Wahid sebagai Presiden Republik Indonesia pada waktu itu, mengatakan bahwa salah satu keinginan Masyarakat Madura untuk memiliki Universitas Negeri telah tercapai. Yang kedua, keinginan lainnya agar pulau Madura dihubungkan dengan pulau Jawa, telah dilaksanakan pencanangan pemancangan Jembatan Suramadu oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 20 Agustus 2003.
Keberadaan Universitas Trunojoyo seperti kondisinya yang ada saat ini, masih dalam tahap pembenahan-pembenahan mendasar, seperti renovasi gedung perkuliahan, kantor administrasi kantor pusat maupun fakultas, dan prasarana kampus seperti instalasi listrik dan air, taman kampus serta sarana olahraga dalam kampus. Dilakukan pula upaya untuk melengkapi dan pengadaan sarana laboratorium di Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik.


Arti Lambang
  • Bingkai Segi Lima melambangkan Pancasila
  • Delapan Penjuru Bintang melambangkan kebesaran Majapahit Raya/dalam Cakra Surya Kencana (Wawasan Nusantara Raya) Pangeran Trunojoyo ingin melanjutkan Wawasan Nusantara dari Sultan Agung (Mataram Raya/Wawasan Nusantara)
  • Tombak melambangkan perjuangan Pangeran Trunojoyo melawan penjajah
  • Luk 3 melambangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
  • Cakra melambangkan kebesaran Bangkalan
  • Buku melambangkan Keilmuan
  • Perahu Lés-Alés melambangkan semangat perjuangan rakyat Madura (Abental Ombak Asa pok Angin)